KALPATARA.ID – Dalam tradisi Bali, Wuku Bala melakukan ruwat atau penyucian diri secara tradisi. Ruwat kelahiran wuku di Bali disebut sebagai Bayuh Oton dan untuk wuku Bala tradisi itu disebut Bayuh Jurang Ketemu.
Di dalam Penanggalan Pawukon ada beberapa wuku kelahiran yang mewajibkan manusia yang lahir di wuku itu melakukan ruwatan, karena waktu kelahirannya dianggap paling riskan atau madurgama.
Wuku Bala adalah salah satu wuku yang perlu diruwat. Karakter kelahiran wuku Bala mengandung energi panas, sehingga cenderung angkuh dan susah untuk diberi pengertian oleh orang lain. Dengan karakter yang demikian, akan meningkatkan risiko konflik dalam keluarga.
Meskipun wuku Bala memiliki kelebihan dalam hal rezeki, namun justru akan menimbulkan banyak iri hati dan dengki karena keangkuhannya.
Melalui tradisi Bayuh Oton, wuku Bala disyaratkan melampaui beberapa kali ruwatan, yaitu saat masih anak-anak, saat remaja, setelah menikah, dan setelah memiliki cucu. Hal ini berkaitan dengan fase-fase kehidupan yang ia jalanka. Bayuh Jurang Ketemu hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup.
Kata Mebayuh bagi masyarakat Bali memiliki arti manusia yadna, upacara untuk manusia. Dalam Lontar Pewacakan Pemayuh, bayuh berasal dari kata dayuh yang artinya keseimbangan secara sekala dan niskala. Maka, Bayuh Oton memang dilaksanakan untuk memberikan keseimbangan pada energi panas yang mengiringi kelahiran wuku Bala.
Baca Juga: Melasti untuk Menyambut Hari Raya Nyepi Ritual Jaga Kelestarian Alam
Bayuh Oton berlandaskan dari kepercayaan bahwa setiap kelahiran merupakan reinkarnasi dari kelahiran sebelumnya yang telah membawa pengalaman masa lalu seperti penderitaan ataupun angkara murka. Sehingga pelaksanaan Bayuh Oton bersifat sebagai pembersihan diri dari derita bawaan yang dibawa dari kelahiran.
Lokasi pelaksanaan dan sarana upacara yang disiapkan untuk setiap orang berbeda-beda, bergantung pada perhitungan Saptawara dan Pancawara kelahiran. Tata aturan upacara Bayuh Oton termaktub dalam lontar-lontar yang berkaitan dengan pewacakan kelahiran, ruwat dan tenung.
Khusus untuk tradisi Bayuh Jurang Ketemu dilakukan di dekat angkul-angkul rumah dengan menghadap ke Timur.
Selain wuku Bala, kelahiran wuku yang perlu diruwat adalah wuku Gumbreg, Pujut, Uye dan Wayang.***