KALPATARA.ID-Wuku Sungsang diambil dari nama Raden Sungsang, anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Raden Sungsang adalah saudara kembar Raden Julungwangi yang juga menjadi Wuku Julungwangi. Meskipun saudara kembar, keduanya memiliki karakter dan proyeksi nasib yang berbeda.
Kelahiran Wuku Sungkangb dinaungi oleh Batara Gana. Sehingga karakternya pun mengambil dari karakter Batara Gana.
Dalam pewayangan Jawa, Batara Gana punya nama lain dan dikenal sebagai Ganesha atau Hyang Ganesha, anak dari Batara Guru dan Dewi Parwati. Batara Gana merupakan pemegang ilmu pengetahuan. Batara Gana tinggal di Kahyangan Glugurtinatar.
Ciri fisiknya berbeda dengan yang lain. Badannya besar dan kepalanya berwujud kepala gajah. Adalah kisah kelahirannya yang menyebabkan ia memiliki wujud tersebut. Namun, Batara Gana diberkahi Batara Guru sehingga, bersama dengan karakter fisiknya, Batara Gana tumbuh dengan kemampuan kecerdasan luar biasa, karena itulah ia dijuluki dewa ilmu pengetahuan.
Di dalam naugan Batara Gana, kelahiran wuku Sungsang adalah seorang pekerja keras dan mau berkorban tanpa pamrih. Ia paling tidak suka menganggur. Ada saja yang ia kerjakan.
Dalam hal rezeki, kelahiran Wuku Sungsang diberi kelancaran. Karena hal ini, ia cenderung boros.
Di dalam kerja kerasnya, kelahiran Wuku Sungsang seringkali abai pada nilai-nilai etika. Terutama jika ia mengetahui bahwa ada orang lain yang lebih darinya. Atau mengetahui bahwa ia belum memiliki apa yang dimiliki orang lain. Jika tidak ada yang mengontrol, ia bisa menjadi gelap mata dan berusaha mendapatkan hal tersebut, bagaimanapun caranya.
Sebagai seorang yang pekerja keras, kelahiran wuku Sungsang juga mudah marah. Namun, dalam hal ini semudah ia marah, maka sebenarnya semudah itu pula amarahnya bisa dipadamkan dengan kata-kata yang bukan membakar, tetapi menentramkan hatinya.
Di dalam buku Pawukon, kelahiran Wuku Sungsang digambarkan melalui simbol-simbol. Pohonnya adalah pohon tangan yang mewakili simbol seseorang yang bekerja keras. Burung Nuri adalah simbol berikutnya, yang merepresentasikan sifatnya yang boros.
Gambar gedung yang terguling di belakang Raden Sungsang merupakan simbolisasi dari ia banyak menghamburkan harta bendanya.
Keris yang sesuai dengan kelahiran Wuku Sungsang adalah Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar dan Sabuk Inten.***