Plastik berupa serpihan, merupakan sampah yang paling umum ditemukan di sungai, lautan dan danau.
Serpihan sampah plastik bisa datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Serpihan yang panjangnya kurang dari lima milimeter (atau seukuran biji wijen) disebut “microplastic” (mikroplastik).
Mikroplastik berasal dari berbagai sumber, termasuk dari serpihan plastik yang lebih besar kemudian terurai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan semakin kecil.
Salah satu rupa dari mikroplastik yang menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan dikenal sebagai Microbeads.
Microbeads sengaja didesain sangat kecil dan digunakan dalam banyak produk kesehatan dan kecantikan, seperti halnya yang terdapat pada beberapa produk sabun cuci dan pasta gigi.
Menurut Program Lingkungan PBB, microbeads plastik pertama kali muncul dalam produk perawatan pribadi sekitar lima puluh tahun yang lalu dimana plastik semakin berperan menggantikan bahan-bahan alami.
Partikel kecil ini dengan mudah melewati sistem penyaringan air lalu ke sungai dan ujungnya berakhir di laut dan danau,
Tentu ini merupakan ancaman potensial bagi kelangsungan peri kehidupan akuatik dan aviatik.
Ikan kerap salah mengira microbeads sebagai jasad renik yang jadi makanannya. Pun demikian juga dengan burung-burung yang kerap salah mengira mikroplastik sebagai ikan atau bulir padi yang jadi santapan mereka.
Hingga tahun 2012, masalah ini masih relatif belum banyak diketahui. Ini terlihat dengan banyaknya produk yang masih mengandung microbeads di pasaran serta belum adanya pengetahuan dari pihak konsumen tentang bahaya pencemaran microbeads terhadap lingkungan.
Jadi, bagi mereka yang mau berpikir, ingat kembali 5 Cara Praktik Zero Waste agar anda dapat membantu menjauhkan plastik dari sungai, danau dan laut.
Editor: Mahendra Uttunggadewa