Jagat Krti
Dalam Krti sebelumnya yang disebutkan di atas merupakan laku individu terhadap alam. Jika laku individu sudah tepat dilakukan, maka laku mulia berikutnya adalah Jagat Krti yang berarti upaya untuk melestarikan keharmonisan hubungan sosial yang dinamis dan produktif berdasarkan Dharma.
Jagat Krti dapat ditanggapi sebagai implementasi dari nilai-nilai Pancasila, terutama Persatuan Indonesia.
Dalam aplikasinya pada masyarakat Bali, terbentuknya struktur sosial di dalam banjar, kerja sama dalam penyelenggaraan akivitas keagamaan. di Bali ada empat jenis Tempat Pemujaan pada Tuhan Yang Mahaesa yaitu:
Kerukuan Family, Kerukunan Teritorial, Kerukunan Profesional dan Kerukunan universal. Empat kerukunan itu diekspresikan dalam empat jenis Pura yaitu: Pura Kawitan, Kahyangan Desa, Swagina dan Kahyangan Jagat.
Dari sini kita bisa melihat perwujudan gotong royong yang menjadi napas budaya Indonesia terlihat dalam makna bukan hanya antar sesama, juga ada pada nilai spiritual.
Jana Krti
Perpaduan lingkungan rohani, lingkungan alam yang lestari dan lingkungan sosial yang kondusif itulah yang akan menjadi wadah membangun manusia (Jana) yang utuh lahir batin. Semua Krti di atas jika diejawantahkan dalam laku manusia, maka itulah yang disebut sebagai Jana Krti.
Enam laku mulai dalam Sad Krti dapat berlaku universal, tidak hanya untuk di Bali. Dapat dimanifestasikan dalam kehidupan komunal masyarakat mulai dari tingkat yang paling sederhana.
Ketika berbicara tentang alam dan Tuhan, maka sekat-sekat perbedaan menjadi luruh dan menuju pada satu tujuan yaitu jati diri manusia yang mulia.***