KALPATARA.ID- Berangkat dari ide yang sederhana akan keprihatinan terhadap anak-anak Indonesia yang hampir tidak mengenal lagi permainan tradisional. Sebuah komunitas sosial budaya yang bernama “Traditional Games Returns” (TGR) mengkampanyekan untuk kembali permainan tradisional dengan slogan, “Lupakan Gadgetmu Ayo Main Di Luar!”.
Tujuan dari kampanye ini yaitu untuk melestarikan permainan tradisional serta mengembalikan antusiasme anak-anak Indonesia untuk kembali bermain permainan tradisional di era modern ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi dampak negatif dari gawai yang semakin digemari oleh anak-anak.
Sekilas tentang Traditional Games Returns
Komunitas TGR didirikan pada 10 Desember 2019 di Jatibening Estate, Kota Bekasi, dengan digawangi anak-anak muda yang prihatin melihat fenomena anak di bawah umur lebih senang bermain gawai ketimbang melakukan permainan yang melibatkan interaksi langsung.
Konsen utama dari komunitas ini adalah kampanye permainan tradisional kepada anak-anak usai sekolah. Kegiatan mereka selama ini menggelar roadshow sekolah, yayasan panti asuhan, hingga ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak.
Saat ini TGR memiliki 73 ambassador dari 22 Provinsi di Indonesia, mereka terdiri dari anak-anak di bawah 18 tahun. Para ambasssador ini bertugas melaksanakan kegiatan permainan tradisional di sekolah atau lapangan dekat rumah.
Sasaran Komunitas TGR juga bukan hanya mengajak anak untuk bermain permainan tradisional. Lebih dari itu, melalui gerakan ini, orangtua juga diharpkan ikut berperan memfasilitasi anak-anaknya di rumah gemar bermain permainan tradisional.
Kegiatan TGR juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA RI), dan Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta.
TGR bisa dibilang sangat aktif dalam menyosialisasikan mainan tradisional kepada anak-anak. Mereka rutin mengunjungi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Tak jarang mereka terjun langsung ke lokasi korban kebakaran maupun bencana alam untuk memberikan trauma healing kepada anak-anak.
Permainan tradisional merupakan warisan budaya
Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi seperti engklek, congklak, gobak sodor, gasing, egrang dan lainnya. Bukan hanya bersifat aktif, permainan tradisional juga menyenangkan. Permainan ini juga dapat berupa nyanyian dan lelucon selama memiliki sejarah.
Dalam bermain permainan tradisional ada yang menggunakan alat bantu dan tidak. Alat bantu permainan tradisional biasanya terbuat dari bahan yang dapat ditemukan di alam seperti kayu, bambu, batok kelapa dan benda-benda sekitar yang tidak memerlukan biaya besar untuk mendapatkannya.
Permainan yang menggunakan alat bantu misalnya layang-layang, lompat karet dan patok lele.
Sedangkan permainan yang tidak menggunakan alat bantu adalah tepuk tangan, cublak-cublak suweng dan hompimpa.
Permainan tradisional bagi TGR dijadikan sebagai media pengajaran bagi anak untuk menebarkan cinta kepada orang tua, teman-teman dan lingkungannya.***