KALPATARA.ID– World Anthropology Day atau Hari Antropologi Sedunia 2024 jatuh pada tanggal 15 Februari 2024, atau Kamis minggu III di bulan Februari. Tujuan peringatan World Anthropology Day ini yaitu untuk memperingati peran ilmu antropologi di lingkungan masyarakat sebagai studi ilmiah tentang kemanusiaan.
Sebagai sebuah ilmu, antropologi mempelajari segala aspek tentang manusia; dari sejarah evolusi manusia sebagai makhlus biologis, peradaban dan teknologi yang berkembang, hingga praktik-praktik sosial budaya yang terwujud dalam perilaku, tutur kata dan gerak tubuh, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan alam, dan manusia lainnya.
Secara etimologis, antropologi berasal dari kata Yunani, anthropos (manusia) dan logos (ilmu) yang berarti ilmu tentang manusia atau dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari keanekaragaman manusia, masyarakat, dan kebudayaannya.
Sepanjang hayatnya Antropologi sepanjang hayatnya selalu berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang proses kita sebagai manusia.
Untuk itu, antropologi melalui kajian-kajiannya memiliki perhatian pada aspek biologis seperti anatomi, profil genetik, kesehatan, dan evolusi manusia; dan sosial budaya seperti bahasa, kebudayaan, seni, keluarga, sistem hukum, politik, ekonomi, dan religi.
Sejarah World Anthropology Day
Wolrd Antropology Day diinisiasi oleh American Anthropological Association (AAA) pada tahun 2015, yang awalnya dikenal sebagai Hari Antropologi Nasional.
Namun tahun 2016 untuk mencerminkan pentingnya antropologi secara global di luar negara mana pun, maka diubah menjadi Hari Antropologi Sedunia.
Dilansir dari situs American Anthropological Association, peringatan Hari Antropologi Sedunia tahun 2024 ini mengkampanyekan tagar #AnthroDay, sebagai bentuk apresiasi dan kepedulian pentingnya peran ilmu antropologi bagi peradaban manusia.
Sejarah Ilmu Antropologi
Sejarah ilmu antropologi diyakini bermula pada abad ke-19. Tepatnya dimulai bersamaan dengan lahirnya teori Charles Darwin tentang evolusi manusia, melalui buku The Origin of Species (1859).
Dalam teorinya, Darwin menegaskan, semua bentuk kehidupan memiliki nenek moyang yang sama. Hal ini dimulainya kaitan fosil-fosil dengan strata geologi tertentu.
Teori Darwin diperkuat dengan fosil-fosil yang ditemukan, di antara yang paling terkenal adalah spesies Neanderthal pada 1856. Pada 1871, Darwin menerbitkan The Descent of Man, menyatakan manusia memiliki nenek moyang sama dengan kera besar Afrika.
Kesimpulan penelitian Darwin menyatakan, evolusi spesies manusia bermuara pada kecerdasan yang menghasilkan bahasa dan teknologi.
Sementara menurut Edward Burnett Tylor, salah satu antropolog perintis menyimpulkan, kecerdasan yang meningkat diimbangi peradaban yang maju.
Dengan demikian melalui antropologi perkembangan masyarakat dapat disusun berurutan secara periodik. Yakni, sejak zaman batu, zaman besi, zaman perunggu, masa berburu, meramu, pertanian, hingga era industri.
Di era kini, Antropologi memperluas usahanya ke berbagai bagian kehidupan kita, makanan, ras, politik, ekonomi, pengasuhan anak, dan banyak lagi.
Hari Antropologi Sedunia secara efektif mengangkat isu-isu penting mengenai subjek-subjek penting ini, mendorong pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan.
Para ahli menggunakan hari ini untuk membagikan penemuan mereka kepada masyarakat umum, membangkitkan minat dan memberdayakan eksplorasi baru. Selain menyoroti pentingnya antropologi, perayaan ini mendorong individu untuk mempertimbangkan karir di bidang yang kian beragam ini.***