KALPATARA.ID-Anthropocene adalah sebuah epos waktu. Dan sekarang sedang terjadi. Sebenarnya, apa itu Anthropocene dan mengapa menjadi penting saat ini?
Secara etimologi, Anthropocene menggabungkan akar kata “anthropo”, yang berarti “manusia” dengan akar kata “-cene”, akhiran standar untuk “zaman” dalam waktu geologi.
Anthropocene dibedakan sebagai periode baru setelah atau dalam Holosen, zaman saat ini, yang dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu (sekitar 8000 SM) dengan berakhirnya zaman glasial terakhir.
Istilah Anthropocene diperkenalkan pada tahun 1980-an, kemudian dipopulerkan pada tahun 2000 oleh ahli kimia atmosfer Paul J Crutzen dan peneliti diatom Eugene F Stoermer. Duo ini mengisyaratkan bahwa kita hidup di zaman geologis baru.
Zaman geologis baru yang dimaksud kedua peneliti itu adalah perubahan bumi secara keseluruhan, sebagai dampak dari aktivitas manusia.
Anthropocene merujuk pada suatu zaman dimana manusia, sebagai satu-satunya spesies yang paling berpengaruh di planet ini, menyebabkan pemanasan global yang signifikan dan perubahan lain terhadap tanah, lingkungan, air, organisme, dan atmosfer.
Dalam konteks ini, jenis aktivitas manusia yang dapat mengganggu bumi harus dipisahkan dari aktivitas yang sekadar mengubah bentang alam atau mengganggu ekosistem.
Perdebatan tentang Anthropocene
Masih terjadi perdebatan mengenai kapan mulainya Anthropocene. Karena memang tanda-tanda yang terjadi juga saling tumpang tindih dan kompleks.
Para Ilmuwan di bidang ilmu sosial, yang mencatat konvergensi luar biasa antara sejarah manusia dan alam pada zaman Anthropocene, telah mengajukan berbagai kritik terhadap gagasan tersebut. Sebagian besar menyoal tentang kekuatan epistemologis sifat dan ruang lingkup jenis pengetahuan.
Sementara kaum post humanis memandang Anthropocene sebagai pembenaran atas kritik mereka terhadap gagasan tentang hak pilihan manusia dan dualisme Cartesian.
Meskipun masih menjadi perdebatan, yang tidak bisa dipungkiri adalah Homo sapiens, telah memberikan dampak yang begitu signifikan terhadap Bumi dan penghuninya. Perubahan yang terjadi akibat aktivitas manusia itu mempunyai pengaruh yang bertahan lama – dan berpotensi tidak dapat diubah – terhadap sistem, lingkungan dan keanekaragaman hayati.