KALPATARA.ID-Untuk pertama kalinya dalam sejarah Coordinadora de las Organizaciones Indígenas de la Cuenca Amazónica (COICA) dalam 38 tahun berdirinya, menetapkan seorang perempuan sebagai koordinator. Fany Kuiru mengambil peran sebagai koordinator organisasi yang mewakili lebih dari 500 masyarakat adat dari 9 negara Amazon selama 2023-2027.
Fany Kuiru terpilih pada Januari 2023 lalu di sebuah Kongres Luar Biasa COICA yang dilaksanakan di Ekuador, di hadapan para founding fathers COICA. Organisasi ini diinisiasi pada tahun 1984 dengan tujuan menghasilkan kebijakan, usulan dan tindakan di tingkat lokal, nasional dan internasional, dari masyarakat adat, kebangsaan dan organisasi Amazon, dengan otonomi, kedaulatan, penguatan kapasitas dan keberlanjutan finansial, untuk pembangunan Amazon yang adil dan memperkuat aliansi strategis.
Bernama lengkap Fany Kuiru Castro lahir di La Chorrera, Amazonas. Sekarang tinggal di Kolombia. Fany adalah seorang pemimpin wanita adat dari masyarakat Uitoto dari klan Jitomagaro, masyarakat matahari Amazon Kolombia, penutur bahasa ibu Uitoto mɨnɨka.
Fany juga memiliki nama adat Fany Kuiru Castro, Jitoma Monayanho, yang artinya matahari fajar (Sun of Dawn).
Ia juga seorang pengacara lulusan Universitas Santo Tomas de Aquino, dengan spesialisasi di bidang Senior State Management dan memegang gelar Master di bidang Studi Politik dan Internasional. Studi akademiknya ini menjadi bekalnya dalam memberikan nasihat hukum dan politik mengenai isu-isu yang berkaitan dengan kebijakan publik, masyarakat adat, hak-hak perempuan, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, dan gender.
Fany Kuiru menaiki peran tersebut setelah terjadi konflik internal dalam organisasi COICA yang membuat pemilihan koordinator menjadi terkendala. Para perempuan adat kemudian mengajukan konsensus untuk menyelesaikan permasalahan dan mengakurkan kembali organisasi. Di sinilah ia mengambil perannya dan dipercaya sebagai koordinator.
Di hadapan dewan COICA – yang mewakili 511 masyarakat adat di sembilan negara (Bolivia, Brazil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Guyana Perancis, Peru, Suriname dan Venezuela – Fany Kuiru, menyerukan persatuan.
Dalam peran ini, Fany Kuiri menerima mandat yang salah satunya adalah kesetaraan dan partisipasi perempuan dalam ruang pengambilan keputusan. Selain itu, ia juga mengemban tugas untuk membangun jembatan dialog dengan pemerintah untuk mewujudkan tujuan ambisius yang dikembangkan COICA pada tahun-tahun sebelumnya dalam melindungi 80 persen Amazonia pada tahun 2025 serta mendorong pengakuan hak-hak masyarakat adat, khususnya kepemilikan tanah adat.
Jejak langkah Fany Kuiru dalam memperjuangan keadilan bagi masyarakat adat sudah dimulai sejak muda. Pada usia 21 tahun, ia berpartisipasi dalam perjuangan memulihkan wilayah reservasi Presdio di Putumayo (Kolombia-red).
Dalam event Davoz 2024 yang diinisiasi oleh World Economic Forum, Fany Kuiru tampil sebagai pembicara dengan topik Finding a Balance for The Amazon pada 16 Januari lalu.***