KALPATARA.ID– Laporan World Wildlife Fund menyatakan, 6,6 juta hektar hutan hilang pada tahun 2022. Angka ini jika dikonversikan menjadi dunia kehilangan lebih dari 11 lapangan sepak bola hutan tropis per menit.
Peningkatan hilangnya hutan ini terjadi pada tahun pertama setelah para pemimpin dari 145 negara berjanji dalam Deklarasi Pemimpin Glasgow tentang Hutan dan Tata Guna Lahan pada tahun 2021. Deklarasi ini bertujuan menghentikan dan membalikkan hilangnya hutan pada akhir dekade inia dan mengakui peran penting hutan dalam memerangi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Alih-alih penurunan kehilangan hutan primer secara konsisten untuk mencapai tujuan tersebut, tren yang ada malah bergerak ke arah yang salah.
Data dari World Resources Institute dan Global Forest Watch menyampaikan, di tingkatan global, meskipun hilangnya hutan primer meningkat di dua negara dengan hutan tropis terluas, Brasil dan Republik Demokratik Kongo, kehilangan hutan primer meningkat pesat di negara lain seperti Ghana dan Bolivia. Sementara itu, Indonesia dan Malaysia telah berhasil menjaga laju hilangnya hutan primer mendekati rekor terendah.
Di Brasil, laju hilangnya hutan primer meningkat sebesar 15% dari tahun 2021 hingga 2022, dengan sebagian besar hilangnya hutan primer terjadi di Amazon. Kehilangan hutan yang bukan disebabkan oleh kebakaran, yang paling sering terjadi di Amazon Brazil adalah akibat deforestasi, mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 2005.
Tingginya tingkat hilangnya hutan primer terus berlanjut di Republik Demokratik Kongo (DRC). Negara ini kehilangan lebih dari setengah juta hektar lahan pada tahun 2022 dan tingkat kerugian terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagian besar hilangnya hutan primer terjadi akibat pembukaan lahan kecil-kecilan di dekat kawasan pertanian siklis (lahan yang dibuka dan dibakar untuk budidaya tanaman jangka pendek dan dibiarkan kosong agar hutan dan unsur hara tanah dapat beregenerasi).
Pertumbuhan populasi di Kongo meningkatkan permintaan akan pangan, sehingga menyebabkan masa tanam yang lebih pendek dan perluasan pertanian ke hutan primer.
Ghana mengalami peningkatan persentase kehilangan hutan primer terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, negara ini kehilangan 18.000 ha, dan meskipun luas hutan primer yang hilang relatif kecil, Ghana hanya memiliki sedikit hutan primer yang tersisa dan mengalami proporsi kehilangan hutan primer tertinggi dibandingkan negara tropis mana pun pada tahun 2022.
Padahal, hutan primer di daerah tropis lembab, yang merupakan kawasan hutan hujan dewasa yang sangat penting bagi keanekaragaman hayati, penyimpanan karbon, dan pengaturan dampak iklim regional dan lokal. Jika angka kehilangan terus meningkat, kita akan semakin menghadapi pilihan yang semakin sempit untuk menghadapi perubahan iklim.***