KALPATARA.ID- Setiap tahun pada tanggal 6 Maret, komunitas global memperingati Hari Strategi Konservasi Dunia (World Conservation Strategy Day). Hal ini merupakan bukti dari semangat dan kesadaran masyarakat dunia dalam upaya konservasi dari kerusakan bumi terhadap kelangsungan hidup manusia.
Tepat hari ini, pada tahun 1980 yang lalu. Telah dikeluarkannya dokumen penting yang disebut sebagai Strategi Konservasi Dunia (World Conservation Strategy Day) yang melibatkan 31 negara di dunia.
Strategi Konservasi Dunia bertujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan memahami kontribusi konservasi sumber daya hayati terhadap kelangsungan hidup manusia, mengidentifikasi isu-isu prioritas konservasi. Sehingga pada akhirnya, dapat menemukan cara-cara efektif untuk mencapai pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Sejarah Hari Strategi Konservasi Dunia
Strategi Konservasi Dunia diprakarsai pada tahun 1980 oleh Program Lingkungan – Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations Environmental Program/UNEP), WWF (World Wide Fund) dan IUCN (International Union for Conservation of Nature). Prakarsa ini ditujukan sebagai peringatan terhadap adanya dampak pembangunan terhadap lingkungan.
Dimana saat itu, kebutuhan akan strategi konservasi sudah terlihat jelas karena erosi tanah, penggurunan, hilangnya lahan pertanian, polusi, penggundulan hutan, kerusakan ekosistem, kepunahan spesies fauna dan flora.
Penerbitan dokumen strategi konservasi dunia dilatari dua kondisi utama mengenai hubungan alam antara manusia dan pada saat itu.
Kondisi Pertama, kemampuan manusia yang hampir tak terbatas mendorong pembangunan dalam skala yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan inovasi terus menerus yang bila dilakukan tanpa tanggung jawab bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi ekosistem. Selain itu,kebutuhan yang semakin meningkat berdampak pada pandangan dangkal manusia ketika memutuskan mengeksploitasi sumber daya alam.
Kondisi Kedua adalah hubungan antara tindakan dan tanggung jawab. Kita tidak hanya berbicara dalam skala lokal atau regional, tetapi dalam skala global. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan strategi dalam skala yang sama, baik dalam konteks pembangunan maupun konservasi dan sumber daya alam.
Komunitas internasional kemudian melakukan pembahasan panjang terhadap dua kondisi ini dengan Strategi Konservasi Dunia sebagai manifestasinya.
Serta upaya strategi konservasi terintegrasi dilakukan dengan meningkatkan komunikasi antara pemangku kebijakan pemerintah, para ahli konservasi, dan pelaku pembangunan (industri, badan bantuan pembangunan, kelompok dagang, dan lain-lain).