Apa itu Jejak Karbon?
Jejak karbon istilah kerennya dalam bahasa Inggris, Carbon Footprint. Sederhananya, jejak karbon adalah jumlah keseluruhan dari emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan baik oleh setiap orang, negara, organisasi dan produk dalam berbagai kegiatan ataupun peristiwa.
GRK yang diadaptasi dari kata Greenhouse Gasses (GHG), merupakan sekumpulan gas yang terperangkap di atmosfir bumi sehingga mengakibatkan Efek Rumah Kaca (ERK).
Gas-gas apa saja yang terdapat dalam Jejak Karbon?
Unsur-unsur emisi GRK yang paling umum adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Nitrous oxide (N2O), Gas berfluorinasi (Fluorinated-gas) serta Karbon hitam (Black Carbon) yang merupakan partikel padat atau aerosol, bukan gas, tetapi juga berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.
Apa saja yang jadi penyebab dari Jejak Karbon?
Unsur-unsur yang terdapat pada emisi GRK memang sudah ada sebagai bagian dari proses yang terjadi secara alami tunduk pada hukum keseimbangan dan kesetimbangan alam.
Namun akibat berbagai aktifitas manusia membuat unsur-unsur emisi GRK mengalami peningkatan secara substansial.
Karbon dioksida (CO2): Sumber utama CO2 dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan transportasi, serta dipancarkan sebagai ‘produk sampingan’ (akibat) dari proses kegiatan manufaktur dan industri. Peningkatan CO2 juga merupakan dampak langsung kegiatan manusia terhadap kerusakan hutan akibat deforestasi dan alih fungsi lahan seperti halnya pembukaan lahan untuk pertanian, peternakan, pemukiman serta infrastruktur transportasi.
Metana (CH4): Kegiatan peternakan, pengelolaan limbah, penggunaan energi, dan pembakaran biomassa semuanya berkontribusi terhadap emisi CH4.
Nitrous oxide (N2O): Kegiatan pertanian, seperti penggunaan pupuk merupakan sumber utama emisi N2O. Pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan N2O.
Gas berfluorinasi (Flourinated-gases): Proses industri, pendinginan, dan penggunaan berbagai produk konsumen berkontribusi pada emisi gas-F, yang meliputi hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), dan sulfur heksafluorida (SF6).
Karbon Hitam (Black Carbon): Karbon hitam atau yang kita kenal sebagai jelaga adalah partikel kecil yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil, biofuel, dan biomassa yang tidak sempurna.
Baca juga: Black Carbon (Karbon Hitam), Pengganggu Kesehatan dan Penyebab Perubahan Iklim
Dalam keseharian, dimana saja Jejak Karbon bisa ditemukan?
Setiap orang dari sejak bangun tidur hingga ia kembali tidur akan bisa langsung menemukan jejak karbon yang ditinggalkannya dengan mudah di setiap aktifitas kesehariannya.
Semisal, jejak karbon bisa ditemukan pada mobil atau motor yang dikendarai. Dalam satu hari seberapa lama dan sering seseorang berkendara mobil atau motor akan memperlihatkan berapa besar kontribusinya dari emisi gas buang yang dihasilkan dari kendaraan yang digunakannya.
Belum lagi berapa banyak batubara yang digunakan oleh pembangkit tenaga listrik untuk bisa menyalakan pendingin ruangan baik di kantor maupun di rumah.
Atau, kita bisa menemukannya di atas piring makan kita. Kebanyakan orang lupa bahwa makanan yang disantap sehari-hari juga adalah salah satu jejak karbon yang ditinggalkan. Dari setiap daging, telur yang dimakan, juga susu yang diminum, kita tidak menyadari berapa banyak gas metana yang dihasilkan dari kotoran hewan ternak yang dipelihara oleh peternakan besar berskala industri.
Apakah Jejak Karbon bisa diukur?
Bisa! Jejak karbon setiap orang, negara, organisasi dan produk dalam berbagai kegiatan ataupun peristiwa dapat diukur dengan melakukan penilaian emisi GRK, penilaian siklus hidup, atau kegiatan kalkulatif lainnya yang dilambangkan sebagai penghitungan karbon.
Untuk menghitung jejak karbon pribadi, ada beberapa kalkulator jejak karbon online gratis yang bisa digunakan. Dari hasil penghitungan tersebut akan diperoleh data seberapa besar kita ikut memperhebat pemanasan global dan perubahan iklim dengan terus menambah emisi GRK.
Tapi dari hasil kalkulasi tersebut sekaligus kita bisa mengevaluasi gaya hidup yang telah dijalani untuk mulai membuat Rancangan Karbon (Carbon Plan) guna mengurangi jejak karbon yang ditinggalkan agar seminimal mungkin.
Baca juga: 5 Fakta Krisis Perubahan Iklim
Editor: Mahendra Uttunggadewa