KALPATARA.ID-Di dalam tradisi ekologis Jawa memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dinilai relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu diantaranya adalah Brubuh.
Brubuh adalah sistem penebangan kayu tradisional yang didasarkan atas perhitungan kalender pertanian Jawa. Kalender ini yang sering kita kenal dengan istilah Pranata Mangsa.
Konsep ini pernah diteliti oleh Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada pada 2015. Dikutip dari laman UGM, Surono, M.A menyampaikan, di dalam konsep Brubuh, penebangan kayu tradisonal tidak dilakukan sembarang waktu, akan tetapi dilakukan pada musim-musim tertentu.
Pranata Mangsa Sebagai Pedoman
Pranata mangsa memiliki 12 musim (mangsa). Musim yang paling baik untuk melakukan Brubuh adalah mangsa tuwa (musim tua), yaitu mangsa Kasanga, Kasadasa, dan Dhesta. Jika dikonversikan dalam kalender masehi, ini datang antara bulan Maret sampai Pertengahan Mei.
Musim Kasanga atau kesembilan terjadi pada tanggal 1 Maret – 25 Maret yang memiliki ciri-ciri, Padi berbunga; jangkrik mulai muncul dan bernyanyi; tonggeret dan gangsir mulai bersuara, bunga padi glagah berguguran. Musim kesepuluh (Kasadasa), datang pada sekitar tanggal 26 Maret hingga 18 April. Cirinya adalah memiliki ciri-ciri padi mulai menguning, telur-telur burung-burung kecil mulai menetas.
Lalu mangsa Desta (kesebelas) datang pada sekitar tanggal 19 Apr – 11 Mei, yang memiliki ciri: burung-burung memberi makan anaknya, buah randu mekar, dan sebagainya.
Jika penebangan kayu-bambu dilakukan pada musim tua ini, kata Surono, maka kayu atau bambu yang dihasilkan memiliki kandungan lignin yang paling rendah. Hak ini membuat tidak mudah dimakan serangga. Selain itu juga memiliki tingkat kelenturan-kekuatan paling tinggi.
Selain itu, beberapa sumber lain menyampaikan, brubuh juga memberikan informasi mengenai hari yang baik dalam melakukan brubuh untuk bambu, yaitu pada hari Sabtu dan Selasa. Disinyalir, di kedua hari ini, kondisi kelembaban udaranya paling tinggi.
Brubuh pada bambu juga paling baik jika dilakukan di atas pukul 12 siang, karena teriknya normal.
Brubuh untuk Bambu
Berkaitan dengan bambu, terdapat pula tanda-tanda lain yang mendukung konsep brubuh ini, yaitu dengan memperhatikan apa yang sedang terjadi pada bambu, seperti rumpun bambu tidak sedang dalam kondisi tumbuh rebung. Dalam kondisi ini, asupan sari makanan dari akar lebih banyak terserap rebung, sehingga bambu tua dalam kondisi kekurangan sari makanan. Jika ia ditebang, akan mudah lapuk.
Kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah, bambu tidak sedang kondisi berbunga. Umumnya, batang bambu yang berbunga berpotensi mati karena asupan sari makanan banyak terserap bunga.
Konsep brubuh, selain untuk mendapatkan bambu terbaik juga untuk mengendalikan keselarasan dan kelestarian tanaman bambu. Penebangan bambu hanya dilakukan dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan setiap tahunnya, itupun masih harus masih memperhatikan tanda-tanda alam lainnya.***